tahukah kau, hati ini langit senja merah mega
mencoba tak berprasangka siapa telah melabur luka kecewa
bersama sendawa
yang kutahu hujan tak selalu diawali oleh pekat mendung
pikirkan lagi, siapa aku yang acapkali bersemangat
menemukan kelakarmu sebagai sarapan pagi
lengkap dengan teh tawar hangat
padahal sering terasa, manis peluh berasal dari
tatanan airmata
beri tahu aku, apa yang paling nikmat membuat rehat
fantasi ini
andainya sentuhan tanganmu kala membelai kepala ini
bukan aroma pada bunga
tentulah selalu kucari di taman mana dia berada
tahukah kau apa itu rindu,
itu serupa dalih mengapa kuas sering ingin menyapukan
warna terang di atas hitam
itu semacam deru keinginan yang acapkali mempertanyakan
bagaimana jasad ini tanpa ruh cinta
ini aku persepsikan, rindu itu,
sebagaimana degup jantung dan sirkulasi nafas
yang menjadikan musabab diri masih menjalani hari
dan, aku akui lagi,
seringnya, aku kerap gagal menterjemahkan rindu
yang aku tahu
aku menginginkanmu seperti aku kerap gagal mempertanyakan
mengapa di hati ini mesti ada rasa ingin memilikimu
Bandung, 170725314
0 komentar:
Posting Komentar