ketika tatapanmu menyentuh ruang kalbuku
dengan sayu menyapa
saat itu aku terka isi hatimu
namun tak berani sekedar menggenggammu
bahkan bila bibirmu dengan mata berkaca
memperhatikan sebuah kesenduan dibalas harap iba
aku dan kerinduan yang tak tergores di masa lalumu
meramu-ramu duka
bandung 2003
Sabtu, 14 Februari 2009
Puisi Senja
Adhy M. Nuur
07.28
aku dan langit
bersama sebongkah keraguan lagi
menjelma-kah seperti kerinduan
ini sajak cinta tak pernah bisa aku lepaskan
ini sajak asmara tak pernak bisa aku buang
ia selalu ada
ia selalu mengerang
ia slalu mampu menangisi kesepian
apa mungkin kita belajar mendendam karenannya
apa mungkin kita belajar membenci oleh sebabnya
apa pula kita belajar membekali kenangan dengan sebilah parang
atau kita belajar melupakan sosok-sosok janggal
dari hasrat bersembunyi klimaks dan antiklimaks
jika boleh
ajarkan aku bagaimana tidak menyentuhmu
dengan dendam sepenggal kisah lalu
dengan kecut impian yang belum terjawab
dengan segala keluh dalam cita-cita yang kalut
kita mungkin tak perlu pandai analis kimia
juga tak perlu matang dalam anatomi biologis
sebab cinta bagiku atau bagimu tak sekedar ilmu pasti
Bandung 06
bersama sebongkah keraguan lagi
menjelma-kah seperti kerinduan
ini sajak cinta tak pernah bisa aku lepaskan
ini sajak asmara tak pernak bisa aku buang
ia selalu ada
ia selalu mengerang
ia slalu mampu menangisi kesepian
apa mungkin kita belajar mendendam karenannya
apa mungkin kita belajar membenci oleh sebabnya
apa pula kita belajar membekali kenangan dengan sebilah parang
atau kita belajar melupakan sosok-sosok janggal
dari hasrat bersembunyi klimaks dan antiklimaks
jika boleh
ajarkan aku bagaimana tidak menyentuhmu
dengan dendam sepenggal kisah lalu
dengan kecut impian yang belum terjawab
dengan segala keluh dalam cita-cita yang kalut
kita mungkin tak perlu pandai analis kimia
juga tak perlu matang dalam anatomi biologis
sebab cinta bagiku atau bagimu tak sekedar ilmu pasti
Bandung 06
Jumat, 06 Februari 2009
untitle1206
Adhy M. Nuur
04.24
It seems to be the shadows
Alah siah
Eta impian membeku
Menyatu dialasi piring tembaga
Sampai rontok gigi dengan sebuah bayang kusam
Dorr...!
Letusan cekikikan kita
Mentertawakan keluguan garis nasib
Walah ...!
Bunga layu dalam kebebalan kita
Menuruti kata hati tentang kenikmatan
Menggenjot hari dibatas ketakpastian
Menjadi ucang-angge diantara batu-batu karang dan ombak
Gejebur...!
Kita sama-sama basah mandi dalam hujan di kolam susu
Kolam katineung jadi deungeun sangu
Sabab ia sudah jadi bubur
Si enok yang masaknya nundutan
Ingin bercinta dengan tampolong kaleng
Ngagedruk lagi dalam genangan kenangan
Kenangan cerita tukang taraje
Neng,
Bagi kesedihanmu padaku
Biar kita punya alasan untuk saling memeluk
Saling merangkul dalam kecut-kecut
Kita mendefinisikan kerinduan
Dan kaseureud luka lama
Tentang cinta kandas
Karena diantara kita tak mau sepakat
Kapan bulan muncul dan menyabit
Bandung Desember 2006
Alah siah
Eta impian membeku
Menyatu dialasi piring tembaga
Sampai rontok gigi dengan sebuah bayang kusam
Dorr...!
Letusan cekikikan kita
Mentertawakan keluguan garis nasib
Walah ...!
Bunga layu dalam kebebalan kita
Menuruti kata hati tentang kenikmatan
Menggenjot hari dibatas ketakpastian
Menjadi ucang-angge diantara batu-batu karang dan ombak
Gejebur...!
Kita sama-sama basah mandi dalam hujan di kolam susu
Kolam katineung jadi deungeun sangu
Sabab ia sudah jadi bubur
Si enok yang masaknya nundutan
Ingin bercinta dengan tampolong kaleng
Ngagedruk lagi dalam genangan kenangan
Kenangan cerita tukang taraje
Neng,
Bagi kesedihanmu padaku
Biar kita punya alasan untuk saling memeluk
Saling merangkul dalam kecut-kecut
Kita mendefinisikan kerinduan
Dan kaseureud luka lama
Tentang cinta kandas
Karena diantara kita tak mau sepakat
Kapan bulan muncul dan menyabit
Bandung Desember 2006
Duh, Gusti!
Adhy M. Nuur
04.20
Wanci kamari
Keur meujeuh ngudag-ngudag kalakay rasa
Nu diantawisan ku tunggara
Asa aing asa dibeungkeut karaheut
Nyawang taya patandang
Nu silih beja ngahawar kareueus
Iraha urang silih simbeuh meh baseuh kadeudeuh
Ras caah guligah
Iraha urang miceun kasieun
Ras nyorang karingrang
Iraha urang ngaruang melang hariwang
Yeuh diri, Gusti!
Sampelak jasad titinggal halimpu
Du'a-du'a nu mancala jadi komara
Bari nangkeup nu sieup
Nista nu lumaku jadi diaku
Duh Gusti!
Najan pasini can ngajadi
Najan peuting teu baranang bentang
Najan ngecrak cihujan maturan peuting
Keukeuh moal rek mungkaskaeun jangji
Keukeuh rek meuting balas kasurup ibun
Teu ajrih can kapareng duriat
Duh gusti
Hamo miang asih nu ngampih
Kataji jadi pangarti
Pustikeun dina ati
dina bayah
Pun sapun...!
Bandung Des. 2005
Aini
Adhy M. Nuur
04.09
Ain,
dimanakah engkau kini
nyanyian luka ditimpuh gelagak bengal
katamu bukan kataku
kata kita tak sama dalam memaknai luka
maka aku biarkan hari kemarin
tak terekap diingatanku
atau mugkin diingatanmu, Aini
Ain,
sementara mereka dengan tawanya
mampu menyapa dunia yang tak semua orang punya
kita disini pula ikut tertawa
bahkan menganga bersama selebaran berita tentang harapan
esok menjadi secerah mentari pagi
esok akan sesejuk embun pagi
dan umbaran kesenangan dalam tabu harapan
Ain,
disini pernah kita temukan serpihan
cerita dan bongkahan kerinduan
pada nasi dan lauk pauk ditemani segelas lemon tea
gurauan asyik tentang kisah para pembual-pembual agung
di restoran bertajuk mimpi dan kedunguan
Ain,
love is beautifull
sampai kapan kita mengutak-ngatik kalimah itu
hingga puyeng menelan tafsir dan terjemah hampa sabda
but now, disappear
tak semudah membalikkan telapak kaki gajah
tetap kita mencari-cari tempat pembuangan sementara
harapan kita
yang membumbung mengalahkan discovery
singgah di mars berkaroke ria
melantunkan lagu dangdut “senyum membawa luka”
Ain,
lukamu lukaku luka-luka lama
luka tersengat simpuh kisi-kisi dosa
yang tak pernah kita kecap
ataukah mungkin sebuah karma
Bandung 2006
dimanakah engkau kini
nyanyian luka ditimpuh gelagak bengal
katamu bukan kataku
kata kita tak sama dalam memaknai luka
maka aku biarkan hari kemarin
tak terekap diingatanku
atau mugkin diingatanmu, Aini
Ain,
sementara mereka dengan tawanya
mampu menyapa dunia yang tak semua orang punya
kita disini pula ikut tertawa
bahkan menganga bersama selebaran berita tentang harapan
esok menjadi secerah mentari pagi
esok akan sesejuk embun pagi
dan umbaran kesenangan dalam tabu harapan
Ain,
disini pernah kita temukan serpihan
cerita dan bongkahan kerinduan
pada nasi dan lauk pauk ditemani segelas lemon tea
gurauan asyik tentang kisah para pembual-pembual agung
di restoran bertajuk mimpi dan kedunguan
Ain,
love is beautifull
sampai kapan kita mengutak-ngatik kalimah itu
hingga puyeng menelan tafsir dan terjemah hampa sabda
but now, disappear
tak semudah membalikkan telapak kaki gajah
tetap kita mencari-cari tempat pembuangan sementara
harapan kita
yang membumbung mengalahkan discovery
singgah di mars berkaroke ria
melantunkan lagu dangdut “senyum membawa luka”
Ain,
lukamu lukaku luka-luka lama
luka tersengat simpuh kisi-kisi dosa
yang tak pernah kita kecap
ataukah mungkin sebuah karma
Bandung 2006
Langganan:
Postingan (Atom)