Ain,
dimanakah engkau kini
nyanyian luka ditimpuh gelagak bengal
katamu bukan kataku
kata kita tak sama dalam memaknai luka
maka aku biarkan hari kemarin
tak terekap diingatanku
atau mugkin diingatanmu, Aini
Ain,
sementara mereka dengan tawanya
mampu menyapa dunia yang tak semua orang punya
kita disini pula ikut tertawa
bahkan menganga bersama selebaran berita tentang harapan
esok menjadi secerah mentari pagi
esok akan sesejuk embun pagi
dan umbaran kesenangan dalam tabu harapan
Ain,
disini pernah kita temukan serpihan
cerita dan bongkahan kerinduan
pada nasi dan lauk pauk ditemani segelas lemon tea
gurauan asyik tentang kisah para pembual-pembual agung
di restoran bertajuk mimpi dan kedunguan
Ain,
love is beautifull
sampai kapan kita mengutak-ngatik kalimah itu
hingga puyeng menelan tafsir dan terjemah hampa sabda
but now, disappear
tak semudah membalikkan telapak kaki gajah
tetap kita mencari-cari tempat pembuangan sementara
harapan kita
yang membumbung mengalahkan discovery
singgah di mars berkaroke ria
melantunkan lagu dangdut “senyum membawa luka”
Ain,
lukamu lukaku luka-luka lama
luka tersengat simpuh kisi-kisi dosa
yang tak pernah kita kecap
ataukah mungkin sebuah karma
Bandung 2006
Jumat, 06 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar